BAB
I PENALARAN
Apa itu penalaran ?
Penalaran merupakan suatu corak atau cara seseorang mengunakan nalarnya dalam menarik kesimpulan sebelum akhirnya orang tersebut berpendapat dan mengemukakannya kepada orang lain.Penalaran juga dapat didefinisikan sebagai suatu proses berpikir untuk menghubung hubungkan data atau fakta sehingga sampai pada suatu kesimpulan,Penalaran dalam hal ini merupakan proses pemikiran untuk memperoleh simpulan yang logis berdasarkan bukti (data) yang relevan. Penalaran merupakan proses penafsiran data (fakta) sebagai dasar untuk menarik simpulan. Data atau fakta yang dinalar itu seharusnya benar tetapi biasanya juga tidak benar ,Apabila data atau fakta yang dinalar tidak benar maka hasil penalarannya juga
Penalaran merupakan suatu corak atau cara seseorang mengunakan nalarnya dalam menarik kesimpulan sebelum akhirnya orang tersebut berpendapat dan mengemukakannya kepada orang lain.Penalaran juga dapat didefinisikan sebagai suatu proses berpikir untuk menghubung hubungkan data atau fakta sehingga sampai pada suatu kesimpulan,Penalaran dalam hal ini merupakan proses pemikiran untuk memperoleh simpulan yang logis berdasarkan bukti (data) yang relevan. Penalaran merupakan proses penafsiran data (fakta) sebagai dasar untuk menarik simpulan. Data atau fakta yang dinalar itu seharusnya benar tetapi biasanya juga tidak benar ,Apabila data atau fakta yang dinalar tidak benar maka hasil penalarannya juga
tidak benar. Hal demikian ini
disebut salah nalar. Dalam logika hal ini disebut kesesatan penalaran. Kesesatan penalaran
dapat tejadi karena yang sesat seringkali, kelihatan masuk akal padahal sebenarnya tidak.
Contoh:
·
Semua pegawai negeri adalah penerima gaji.
·
Semua pegawai swasta adalah penerima gaji.
·
Jadi, pegawai negeri adalah pegawai swasta.
Dari prosesnya, penalaran dapat dibedakan
sebagai penalaran induktif dan deduktif yaitu:
Penalaran
Induktif
Penalaran induktif dibedakan dari
penalaran deduktif berdasarkan prosesnya. Penalaran ilmiah merupakan
sintesis antara deduktif dan induktif. Secara formal proses induktif (induksi) adalah
proses penalaran untuk sampai pada keputusan,prinsip, atau sikap yang bersifat
umum maupun khusus berdasarkan pengamatan atas hal-hal yang khusus. Proses
induksi ini dibedakan atas: generalisasi, analogi, dan hubungan sebab akibat.Di dalam penelitian ada yang
menggunakan istilah induktif sebagai metode.Metode penalaran induktif di
dalam penelitian pada umumnya dilaksanakan melalui langkah (1) pengamatan data, (2)
wawasan atas struktur data, (3) perumusan hipotesis dan (4) pengujian
hipotesis. Metode induktif berbeda dari metode deduktif yang dilaksanakan dengan
merumuskan hipotesis terlebih dahulu, kemudian mengujinya dengan data. Kedua metode ini dapat digunakan secara bergantian di dalam bidang tertentu,bergantung
pada cara penalaran yang akan digunakan terlebih dahulu.
Penalaran
Deduktif
Penalaran deduktif didasarkan
atas prinsip, hukum, atau putusan lain yang berlaku umum
untuk suatu hal atau gejala. Berdasarkan atas prinsip umum tersebut, kita dapat menarik simpulan
tentang suatu yang khusus yang merupakan bagian dari hal atau gejala. Penalaran
deduktif begerak dari sesuatu yang umum kepada
yang khusus.Salah satu contoh adalah tentang
sifat mamalia. Sifat mamalia pada umumnya: berdarah panas, bernafas dengan
paru-paru, dan melahirkan anaknya. Ketika untuk pertama kali ikan pesut
(lumba-lumba air tawar dari sungai Mahakam) ditemukan,dari ciri-ciri fisiknya ditentukan bahwa binatang
itu termasuk melahirkan anaknya.
Suatu proses berfikir yang berusaha menghubungkan fakta yang diketahui
menuju ke pada suatu kesimpulan.
Proposisi dapat dibatasi sebagai pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau dapat ditolak karena kesalahan yang terkandung di dalamnya.
Jenis-jenis proposisi terbagimenjadi
4 bagian :
1. Proposisi berdasarkan Bentuk :
a. Proposisi tunggal adalah
proposisi yang memiliki 1 subjek dan 1 predikat.
Contoh : -Unie menyayi
-Ayah membaca koran
b. Proposisi majemuk adalah
proposisi yang memiliki 1 subjek dan lebih dari 1 predikat.
Contoh : -Indra belajar bermain
piano dan menyayi di studio
2.Proposisi berdasarkan Sifat :
a. Proposisi Kategorial adalah
proposisi dimana hubungan antara subyek dan predikatnya mempunyai syarat apapun
Contoh : -Semua Perempuan di
indonesia akan mengalami Menstruasi
-Setiap mengendarai mobil harus
memakai seftybeld
b. Proposisi kondisional adalah
proposisi dimana hubungan antara subjek dan predikat membutuhkan syarat
tertentu.
Contoh : -Jika yogi lulus UN maka
saya akan berikan hadiah
-Jika saya lulus penelitian
ilmiah maka saya akan mengadakan syukuran
3. Proposisi berdasarkan kualitas:
a. proporsisi positif, yaitu
proporsisi dimana predikatnya mendukung atau membenarkan subjeknya.
Contoh : -Semua gajah berbadan besar
-Semua ilmuwan adalah orang
pandai
b. proporsisi negatif, yaitu
proporsisi dimana predikatnya menolak atau tidak mendukung subjeknya.
Contoh : -Tidak ada wanita yang
berjenggot
-Tidak ada binatang yang bisa
bicara
4. proporsisi berdasarkan kuantitas:
a. proporsisi universal, yaitu
proporsisi dimana predikatnya mendukung atau mengingkari semua.
Contoh : -Semua warga Indonesia
mememiliki KTP
-Semua masyarakat mematuhi
peratura lalulintas
b. proporsisi spesifik / khusus,
yaitu proporsisi yang predikatnya membenarkan sebagian subjek.
Contoh : -Tidak semua murid patuh
kepada gurunya.
INFERENSI dan IMPLIKASI
A.Inferensi (infere) : menarik
kesimpulan.
-proses
untuk menghasilkan informasi dari fakta yang diketahui.
-rangkuman,
sesuatu yang dianggap ada karena sudah di rangkum dalam fakta/ evidensi itu
sendiri.
EVIDENSI
- Semua fakta yang ada, yang
dihubung-hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu.
-Evidensi
merupakan hasil pengukuan dan pengamatan fisik yang digunakan untuk memahami suatau fenomena.
Wujud
Evidensi
-Evidensi berbentuk data & informasi
(keterangan yang diproleh dari sumber tertentu).
CARA MENGUJI DATA
Data dan
informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu
perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang
merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi.
1.Observasi à mengamati secara langsung sesuatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek tersebut
2.Kesaksian
3. Autoritas.
Fakta adalah segala sesuatu yang tertangkap
oleh indra manusia atau data keadaan nyata yang terbukti dan telah menjadi
suatu kenyataan untuk menguji fakta kita
butuh melakukan 2 kali penilaian.
1. menentukan apakah data itu merupakan
kenyataan atau yang sungguh terjadi.Setelah yakin dengan hal itu
barulah dilakukan penilaian yang kedua.
2. Penilaian kedua ini berdasarkan 2 dasar yaitu
Konsistensi dan juga Koherensi.
CARA MENILAI AUTORITAS
Untuk
menilai suatu autoritas, penulis dapat memilih beberapa cara pokok sbagai
berikut:
1.
Tidak
mengandung Prasangka
artinya pendapat disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
para ahli atau didasarkan pada hasil eksperimen yang dilakukannya.
2.
Pengalaman
dan Pendidikan Autoritas
Pendidikan yang diperoleh harus dikembangkan lebih lanjut dalam kegiatan
sebagai seorang ahli. Pengalaman yang diperoleh autoritas, penelitian yang
dilakukan, presentasi hasil penelitian dan pendapatnya akan memperkuat
kedudukannya.
3. Kemashuran dan Prestise
Faktor ketiga yang harus
diperhatikan adalah meneliti apakah pernyataan atau pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas
hanya sekedar bersembunyi dibalik kemashuran dan prestise pribadi di bidang
lain. Apakah ahli menyertakan pendapatnya dengan fakta yang menyakinkan.
4. Koherensi
dengan Kemajuan
Hal keempat adalah apakah pendapat yang
diberikan autoritas sejalan dengan
perkembangan
dan kemajuan zaman atau koheren dengan pendapat sikap terakhir
dalam
bidang itu. Untuk memperlihatkkan bahwa penulis benar-benar siap dengan
persoalan
yang tengah diargumentasikan
No comments:
Post a Comment