Thursday, April 9, 2015

BAB I PENALARAN



BAB I PENALARAN

Apa itu penalaran ?
Penalaran merupakan suatu corak atau cara seseorang mengunakan nalarnya dalam menarik   kesimpulan sebelum akhirnya orang tersebut berpendapat dan mengemukakannya kepada orang lain.
Penalaran juga dapat didefinisikan sebagai suatu proses berpikir untuk menghubung hubungkan data atau fakta sehingga sampai pada suatu kesimpulan,Penalaran dalam hal ini merupakan proses pemikiran untuk memperoleh simpulan yang logis berdasarkan bukti (data) yang relevan. Penalaran merupakan proses penafsiran data (fakta) sebagai dasar untuk menarik simpulan. Data atau fakta yang dinalar itu seharusnya benar tetapi biasanya juga tidak benar ,Apabila data atau fakta yang dinalar tidak benar maka hasil penalarannya juga
tidak benar. Hal demikian ini disebut salah nalar. Dalam logika hal ini disebut kesesatan penalaran. Kesesatan penalaran dapat tejadi karena yang sesat seringkali, kelihatan masuk akal padahal sebenarnya tidak.

Contoh:
·         Semua pegawai negeri adalah penerima gaji.
·         Semua pegawai swasta adalah penerima gaji.
·         Jadi, pegawai negeri adalah pegawai swasta.

 Dari prosesnya, penalaran dapat dibedakan sebagai penalaran induktif dan deduktif  yaitu:


Penalaran Induktif

Penalaran induktif dibedakan dari penalaran deduktif berdasarkan prosesnya. Penalaran ilmiah merupakan sintesis antara deduktif dan induktif. Secara formal proses induktif (induksi) adalah proses penalaran untuk sampai pada keputusan,prinsip, atau sikap yang bersifat umum maupun khusus berdasarkan pengamatan atas hal-hal yang khusus. Proses induksi ini dibedakan atas: generalisasi, analogi, dan hubungan sebab akibat.Di dalam penelitian ada yang menggunakan istilah induktif sebagai metode.Metode penalaran induktif di dalam penelitian pada umumnya dilaksanakan melalui langkah (1) pengamatan data, (2) wawasan atas struktur data, (3) perumusan hipotesis dan (4) pengujian hipotesis. Metode induktif berbeda dari metode deduktif yang dilaksanakan dengan merumuskan hipotesis terlebih dahulu, kemudian mengujinya dengan data. Kedua metode ini dapat digunakan secara bergantian di dalam bidang tertentu,bergantung pada cara penalaran yang akan digunakan terlebih dahulu.




 Penalaran Deduktif

Penalaran deduktif didasarkan atas prinsip, hukum, atau putusan lain yang berlaku umum untuk suatu hal atau gejala. Berdasarkan atas prinsip umum tersebut, kita dapat menarik simpulan tentang suatu yang khusus yang merupakan bagian dari hal atau gejala. Penalaran deduktif begerak dari sesuatu yang umum kepada
yang khusus.Salah satu contoh adalah tentang sifat mamalia. Sifat mamalia pada umumnya: berdarah panas, bernafas dengan paru-paru, dan melahirkan anaknya. Ketika untuk pertama kali ikan pesut (lumba-lumba air tawar dari sungai Mahakam) ditemukan,dari ciri-ciri fisiknya ditentukan bahwa binatang itu termasuk melahirkan anaknya.


PROPOSISI

Suatu proses berfikir yang berusaha menghubungkan fakta yang diketahui menuju ke pada suatu kesimpulan.



Proposisi dapat dibatasi sebagai pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau dapat ditolak karena kesalahan yang terkandung di dalamnya.

Jenis-jenis proposisi terbagimenjadi 4 bagian :

1. Proposisi berdasarkan Bentuk :

a. Proposisi tunggal adalah proposisi yang memiliki 1 subjek dan 1 predikat.
Contoh : -Unie menyayi
                -Ayah membaca koran
b. Proposisi majemuk adalah proposisi yang memiliki 1 subjek dan lebih dari 1 predikat.
Contoh : -Indra belajar bermain piano dan menyayi di studio
                -Adik Belajar bahasa indonesia dan membuat kalimat majemuk

2.Proposisi berdasarkan Sifat :

a. Proposisi Kategorial adalah proposisi dimana hubungan antara subyek dan predikatnya mempunyai syarat apapun
Contoh : -Semua Perempuan di indonesia akan mengalami Menstruasi
                -Setiap mengendarai mobil harus memakai seftybeld
b. Proposisi kondisional adalah proposisi dimana hubungan antara subjek dan predikat membutuhkan syarat tertentu.

Contoh : -Jika yogi lulus UN maka saya akan berikan hadiah
                -Jika saya lulus penelitian ilmiah maka saya akan mengadakan syukuran

3. Proposisi berdasarkan kualitas:

a. proporsisi positif, yaitu proporsisi dimana predikatnya mendukung atau membenarkan subjeknya.
Contoh : -Semua gajah berbadan besar
                -Semua ilmuwan adalah orang pandai
b. proporsisi negatif, yaitu proporsisi dimana predikatnya menolak atau tidak mendukung subjeknya.
Contoh : -Tidak ada wanita yang berjenggot
                -Tidak ada binatang yang bisa bicara

4. proporsisi berdasarkan kuantitas:

a. proporsisi universal, yaitu proporsisi dimana predikatnya mendukung atau mengingkari semua.
Contoh : -Semua warga Indonesia mememiliki KTP
               -Semua masyarakat mematuhi peratura lalulintas
b. proporsisi spesifik / khusus, yaitu proporsisi yang predikatnya membenarkan sebagian subjek.
Contoh : -Tidak semua murid patuh kepada gurunya.


INFERENSI dan IMPLIKASI
A.Inferensi (infere) : menarik kesimpulan.
-proses untuk menghasilkan informasi dari fakta yang diketahui.

B.Implikasi (implicare) : melibat / merangkum.
-rangkuman, sesuatu yang dianggap ada karena sudah di rangkum dalam fakta/ evidensi         itu sendiri.

EVIDENSI
-         Semua fakta yang ada, yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu.

 -Evidensi merupakan hasil pengukuan dan pengamatan fisik yang digunakan untuk   memahami suatau fenomena.

Wujud Evidensi

-Evidensi berbentuk data & informasi (keterangan yang diproleh dari sumber tertentu).


CARA MENGUJI DATA
Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi.

Dibawah ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian data: 
1.Observasi à mengamati secara langsung sesuatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek tersebut 
2.Kesaksian 
3. Autoritas.

CARA MENGUJI FAKTA

Fakta adalah segala sesuatu yang tertangkap oleh indra manusia atau data keadaan nyata yang terbukti dan telah menjadi suatu kenyataan  untuk menguji fakta kita butuh melakukan 2 kali penilaian.
1. menentukan apakah data itu merupakan kenyataan atau yang sungguh terjadi.Setelah yakin dengan hal itu barulah dilakukan penilaian yang kedua.
2.      Penilaian kedua ini berdasarkan 2 dasar yaitu Konsistensi dan juga Koherensi.


CARA MENILAI AUTORITAS

                Untuk menilai suatu autoritas, penulis dapat memilih beberapa cara pokok sbagai berikut:
1.      Tidak mengandung Prasangka
               artinya pendapat disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli  atau didasarkan pada hasil eksperimen yang dilakukannya.

2.      Pengalaman dan Pendidikan Autoritas
            Pendidikan yang diperoleh harus dikembangkan lebih lanjut dalam kegiatan sebagai seorang ahli. Pengalaman yang diperoleh autoritas, penelitian yang dilakukan, presentasi hasil penelitian dan pendapatnya akan memperkuat kedudukannya.

                 3.    Kemashuran dan Prestise
                                Faktor ketiga yang harus diperhatikan adalah meneliti apakah pernyataan atau    pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas hanya sekedar bersembunyi dibalik kemashuran dan prestise pribadi di bidang lain. Apakah ahli menyertakan pendapatnya dengan fakta yang menyakinkan.

                4. Koherensi dengan Kemajuan
                       Hal keempat adalah apakah pendapat yang diberikan autoritas sejalan dengan
            perkembangan dan kemajuan zaman atau koheren dengan pendapat sikap terakhir
           dalam bidang itu. Untuk memperlihatkkan bahwa penulis benar-benar siap dengan
            persoalan yang tengah diargumentasikan

No comments:

Post a Comment