Friday, April 10, 2015

BAB III PENALARAN INDUKTIF (Generalisasi,Anologi dan Kausal)




BAB III PENALARAN  INDUKTIF  (Generalisasi,Anologi dan Kausal)


PENALARAN INDUKTIF

Menurut Shurter dan Pierce (dalam Shofiah, 2007: 14) penalaran induktif adalah cara menarik kesimpulan yang bersifat umum dari kasus-kasus yang bersifat khusus .

Penalaran  Induktif
 
Dalam induktif, kita mulai mengetengahkan peristiwa-peristiwa yang khusus untuk menuju kepada kesimpulan yang umum.
Aspek dari penalaran induktif dibagi menjadi 3 bagian, yaitu pargaraf generalisasi, analogi dan kausal.
Induktif terbagi menjadi tiga macam:

A. Generalisasi
Pada generalisasi peristiwa yang kita kemukakan harus memadai agar uang kitatarik adalah kesimpulan yang terpercaya kebenarannya.
 Misalnya:
Dari hasil tes evaluasi bidang studi matematika kelas 3 SMU IPS, didapatkan data sebagai berikut:
Umar, Ali, dan Usamah mendapat nilai 8.Siswa-siswa yang lain mendapat nilai 7, hanya Joni ynag mendapat angka 6. Jadi, dapat dikatakan siswa 3 SMU IPS cukup pandai dalam matematika.

B. Analogi
Dalam analogi kita memperbandingkan dua macam hal. Dalam penalaran ini kita hanya memperhatikan persamaannya, tanpa memperhatikan perbedaannya. Jadi, kesimpulan yang didapat didasarkan pada persamaan dua hal yang berbeda.
Misalnya:
Alam semesta berjalan dengan sangat teratur seperti halnya mesin. Matahari, bumi, bulan, dan bintang yang berjuta-jutajumlahnya beredar dengan teratur, seperti teraturnya roda mesin yang rumit berputar. Semua bergerak mengikuti irama tertentu. Mesin rumit itu ada penciptanya, yaitu manusia. Manusia yang pandai, teliti, dan bijaksana. Tidaklah alam yang mahabesar dan beredar api sepanjang masa ini tidak pula ada penciptanya? Pencipta Yang Mahapandai, Mahateliti, dan Mahaagung?

C. Kausal
Kausal adalah proses penalaran yang didasarkan pada gejala yang saling berhubungan sebab akibat. Menurut prinsip umum, hubungan kausal itu selalu ada penyebabnya. Penarikan simpulan yang salah terjadi karena proses penarikan simpulan yang tidak berhubungan
Misalnya : Contohnya orang menghubungkan suatu gejala alam dengan supernatural, seperti pada saat Gunung Galunggung meletus dianggap sebagai kutukan atau kemarahan kekuatan gaib.

JENIS-JENIS GENERALISASI

1.Generalisasi dengan loncatan induktif.
Generalisasi dengan loncatan Induktif adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh : Hampir seluruh remaja di Indonesia sudah menggunakan handphone Blackberry.

2.Generalisasi tanpa loncatan induktif
Generalisasi tanpa loncatan induktif adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh : sensus penduduk

JENIS-JENIS ANOLOGI
 
1.Analogi induktif.
Analogi induktif, yaitu analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena kedua.
Contoh :Nindy terpaksa dicutikan dari Universitas Gunadarma karena terlambat mengisi KRS. Tria juga akan di cutikan dari Universitas Gunadarma jika dia terlambat mengisi KRS.

2.Analogi deklaratif.
Analogi deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal.
Contoh : Metode pengajaran yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswanya haruslah memiliki waktu yang efektif. Pemberian materi kepada mahasiswa sebaiknya sesuai dengan kapasitas mahasiswa sejauh mana mahasiswa dapat menampung materi yang diberikan. Sama halnya dengan ember yang terus menerus diisi air, pada akhirnya akan tumpah juga jika terus menerus diisi dengan air.

KAUSALITAS SEBAB-AKIBAT

Hubungan sebab-akibat dimulai dengan menguraikan peristiwa-peritiwa. Dengan menghubungkan fakta yang satu dan fakta yang lain, kita sampai pada kesimpulan yang menjadi sebab fakta itu; atau dapat juga kita sampai pada akibat dari fakta itu.

Hubungan sebab-akibat terbagi menjadi tiga:
1. Hubungan sebab-akibat
2. Hubungan akibat-sebab
3. Hubungan sebab-akibat 1- akibat 2

Contoh paragraf sebab akibat : Harga beras dan kebutuhan pokok lainnya melonjak tinggi. Kenaikan harga-harga tersebut mencapai dua kali lipatnya dari harga semula. Beberapa warung makan gulung tikar dan sebagian yang lain menaikkan harga dagangannya. Oleh karena itu, biaya hidup anak kost atau para perantau terutama di kota-kota besar bertambah mahal.

Contoh paragraph akibat-sebab : Mereka kini mendekam di penjara. Pertama, mereka mabuk-mabukan di tempat umum. Kedua, mereka membuat keributan di tempat umum. Ketiga, mereka membunuh orang-orang secara membabi buta. Terakhir, mereka melawan petugas ketika ditangkap. Itulah sebab-sebab mereka di penjara seumur hidup.

Contoh sebab-akibat 1 – akibat 2 :  Pasokan beras di pasar tradisional pun semakin lama semakin menipis sehingga masyarakat kesulitan mendapatkan beras. Hal ini mendorong pemerintah untuk melakukan impor beras dari negara tetangga dengan harapan masyarakat dapat terpenuhi kebutuhan pangannya selama menunggu hasil panen berikutnya

Teori

Teori adalah suatu pemikiran, penelaahan, bisa juga penelitian, yang telah diakui kebenarannya secara ilmiah.

Fungsi teori

1.Menjelaskan hakikat dan makna dari sesuatu yang diteliti
Misalnya :  jika penelitian yang dikaji adalah motivasi, maka untuk mengetahui dan menjelaskan tentang motivasi tersebut dapat dilihat melalui teori
2.Menjelaskan hubungan sesuatu yang diteliti dengan hal lainnya.
Misalnya :  menjelaskan hubungan motivasi dengan prestasi kerja   
3.Landasan untuk menyusun hipotesis penelitian.
Misalnya : Teori menyatakan bahwa motivasi berpengaruh terhadap prestasi kerja. Maka hipotesisnya adalah ”ada pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja”, bunyi hipotesis ini sama seperti apa yang dinyatakan teori tersebut
4.Acuan untuk membahas hasil penelitian
Misalnya : dari hasil penelitian yang telah dilakukan (bab IV skripsi) diperoleh hasil bahwa ada pengaruh motivasi terhadap kinerja, maka untuk membahas hasil penelitian ini, kita bisa mengkaitkannya dengan teori (bab II skripsi)

Sumber Teori
  1. Buku teks (text book)
  2. Jurnal (terbitan hasil penelitian ilmiah)
  3.  Proseding (kumpulan makalah seminar ilmiah)
  4. Dll
HIPOTESIS

          - Hipotesis adalah dugaan/jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian yang telah dirumuskan
           - Hipotesis terlahir dari teori atau pengalaman empiris. Jika teori menyatakan bahwa A berpengaruh terhadap B, maka hipotesisnya adalah A berpengaruh terhadap B



INDUKSI DALAM METODE EKSPOSISI

         Eksposisi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.
         Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tenta
ng suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca.

LANGKAH MENYUSUN EKSPOSISI

  1. Menentukan topik/tema
  2. Menetapkan tujuan
  3. Mengumpulkan data dari berbagai sumber
  4. Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
  5. Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.

DAFTAR PUSTAKA :

Anderson, Neil. 2003. "Reading" dalam Practical English Language Teaching Reading.
David Nunan (ed.). New York: McGraw Hall.
Harmer, Jeremy. 2001. The Practice of English Language Teaching. Harlow: Pearson
Education Limited.
Kemahiran Membaca. Diakses di http://mahirkb.tripod.com/olehbaca.htm#Teknik
Soedarso. (1999). Teknik Membaca Cepat. Jakarta: Gramedia.
            Modul_7_Ketrampilan_Berbahasa_fdf

No comments:

Post a Comment