Thursday, April 9, 2015

TUGAS II SILOGISME dan ENTIMEN



BAB II SILOGISME dan ENTIMEN

DEFINISI SILOGISME

Bentuk Penalaran dengan cara menghubung-hubungkan dua pernyataan yang berlainan untuk dapat ditarik simpulannya .

         Silogisme adalah setiap penyimpulan, di mana dari dua keputusan (premis-premis) disimpulkan suatu keputusan yang baru (kesimpulan). Keputusan yang baru itu berhubungan erat sekali dengan premis-premisnya. Keeratannya terletak dalam hal ini: Jika premis-premisnya benar, dengan sendirinya atau tidak dapat tidak kesimpulannya benar.


JENIS SILOGISME

         Silogisme Kategorial
         Silogisme hipotesis
         Silogisme alternatif

 1. Silogisme kategoris adalah silogisme yang premis-premis dan kesimpulannya  berupa keputusan kategoris. Silogisme ini dapat dibedakan menjadi:
- Silogisme kategoris tunggal, karena terdiri atas dua premis;
- Silogisme kategoris tersusun, karena terdiri atas lebih dari dua premis;

2. Silogisme hipotetis, adalah silogisme yang terdiri atas satu premis atau lebih yang berupa keputusan hipotetis. Silogisme ini juga dapat dibedakan menjadi:
- Silogisme hipotetis kondisional, yang ditandai dengan ungkapan-ungkapan: ‘jika… (maka)…;
- Silogisme hipotetis disyungtif, yang ditandai dengan ungkapan:…., atau ….;
- Silogisme hipotetis konyungtif, yang ditandai dengan ungkapan: tidak sekaligus… dan …

3. Silogisme alternative adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain.

 #Silogisme kategoris tunggal merupakan bentuk silogisme yang terpenting.
     Silogisme ini terdiri atas tiga term, yakni subyek (S), predikat (p), dan term-antara (M).
        Setiap manusia (M) dapat mati (P) atau M - P
        Si Fulan (S) adalah manusia (M) atau S - M
        Jadi, Si Fulan (S) dapat mati (P) atau S - P
Term Mayor adalah predikat dari kesimpulan (kata ‘mati’). Term itu harus terdapat dalam kesimpulan dan salah satu premis, biasanya dalam premis yang pertama. Premis yang mengandung predikat itu disebut premis mayor. Kemudian term minor atau premis minor adalah subyek dari kesimpulan. Termitu biasanya terdapat dalam premis yang lain, biasnya dalam premis yang kedua. Premis yang mengandung subyek itu disebut premis minor.

Silogisme kategoris adalah silogisme yang  premis-premis dan kesimpulannya berupa keputusan kategoris. Silogisme ini dapat dibedakan menjadi:
- Silogisme kategoris tunggal, karena terdiri atas dua premis;
- Silogisme kategoris tersusun, karena terdiri atas lebih dari dua premis;

 Rumus:
               PU: Semua A=B
               PK: Semua C=A
               S  : Semua C=B

SIGOLISME NEGATIF

Syarat-syaratnya ialah: sebuah premis harus negative Karena itu, kombinasi-kombinasi yang mungkin ialah: AEA, AEE, EIO, dan AOO (EAO dan AEO tidak lazim).

Misalnya  :
EAE: Tidak ada kucing yang mempunyai sayap
Semua burung mempunyai sayap
Jadi, tidak ada burung yang adalah kucing
EAO: Tidak ada kucing yang mempunyai sayap
Semua burung mempunyai sayap
 Jadi, seekor bukanlah kucing
AEE: Semua manusia berakal budi
 Kera tidak berakal budi
 Jadi, kera bukanlah manusia
 AEO: Semua manusia berakal budi
 Kera tidak berakal budi
Jadi, seekor kera bukanlah manusia
IEO: Semua manusia yang normal bukanlah ateis
Beberapa orang Indonesia adalah ateis
Jadi, beberapa orang Indonesia bukanlah manusia yang normal
 AOO: Semua ikan dapat berenang
Beberapa burung tidak dapat berenang
 Jadi, beberapa burung bukanlah ikan

SILOGISME HIPOTESIS

Silogisme hipotetis, adalah silogisme yang terdiri atas satu premis atau lebih yang berupa keputusan hipotetis. Silogisme ini juga dapat dibedakan menjadi:
- Silogisme hipotetis kondisional, yang ditandai dengan ungkapan-ungkapan: ‘jika… (maka)…;
- Silogisme hipotetis disyungtif, yang ditandai dengan ungkapan:…., atau ….;
- Silogisme hipotetis konyungtif, yang ditandai dengan ungkapan: tidak sekaligus… dan …

SILOGISME ALTERNATIF

Syarat-syaratnya ialah  premis minor harus  afirmatif .
 Karena itu kombinasi-kombinasi yang mungkin ialah: AAA, EAE, dan EIO (AAI dan EAO tidak lazim).

Misalnya  :
AAA : Semua manusia dapat mati
Semua orang Indonesia adalah manusia
 Jadi, semua orang Indonesi dapat mati
AAI : Semua manusia dapat mati
Semua orang Indonesia adalah manusia
 Jadi, beberapa orang Indonesia dapat mati
EAE : Semua manusia tidaklah abadi
Semua orang Indonesia adalah manusia
 Jadi, semua orang Indonesia tidaklah abadi
EAO : Semua manusia tidaklah abadi
Semua orang Indonesia adalah manusia
Jadi, beberapa orang Indonesia tidaklah abadi
AII : Semua kucing mengeong
 Ciro adalah kucing
 Jadi, Ciro mengeong
 EIO : Tidak ada seorang manusia pun yang adalah seekor kucing
 Beberapa hewan adalah manusia
Jadi, beberapa hewan bukanlah kucing

ENTIMEN
         Suatu silogisme yang tidak mempunyai premis mayor karena premis mayor itu sudah diketahui secara umum, yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
         Rumus:
            C=B karena C=A
CONTOH :
            PU:  Semua siswa SMAN 1 Indramayu masuk di universitas favorit yang mereka impikan.(Semua A=B)
            PK: Boim Siswa SMAN 1 Indramayu (C=A)
            K  : Boim masuk universitas favorit (C=B)
Bentuk Entimennya: Boim masuk universitas favorit yang ia impikan karena  ia siswa SMAN 1 Indramayu. (C=B Karena C=A)


Sumber:
Alex Lanur. Logika: Selayang Pandang. Yogyakarta: Kanisius, 1983. W. Pespoprodjo dan T. Gilareso. Logika Ilmu Menalar: Dasar-Dasar Berpikir Tertib, Logis, Kritis, Analitis, Dialektis. Bandung: Pustaka Grafika, 2011.


LATIHAN :
1.Tentukan PK
            PU: Setiap pemilik kendaraan bermotor wajib membayar pajak
            PK:  Pak Lurah pemilik  kendaraan bermotor
            S  : Pak Lurah wajib membayar pajak
             2.  Tentukan PU
            PU : semua ikan paus termasuk binatang menyusui
            PK : Ikan Paus termasuk binatang menyusui
            S    : jadi, ikan paus melahirkan anaknya

3.      Buatlah contoh kalimat silogisme  hipotesis, selogisme alternatif dan Entimen

Jawaban :

-kalimat silogisme hipotesis :
Jika hujan, bumi akan basah (mayor).
 Sekarang bumi telah basah (minor).
 Hujan telah turun (konklusi).


-kalimat silogisme alternative :
 Kakek Abid berada di Bandung atau Bogor.
 Kakek Abid berada di Bandung.
 Jadi, Kakek Abid tidak berada di Bogor.


-kalimat entimen :
# Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
# Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya

No comments:

Post a Comment